Wednesday, July 19, 2006

Menjadi Karyawan = Terjajah Part 2 (Tamat)

Assalamualaikum wr wb

Menyambung tulisan terdahulu dengan judul yang sama. Ada beberapa pertanyaan dari responden yang cukup menggelitik saya untuk mencoba menjawab. Pertama, Apakah kalau seseorang karyawan mendapatkan mobil dari perusahaan juga termasuk kategori terjajah ? Kedua, Menjadi karyawan adalah salah satu pilihan, dan Ketiga, jika kerja diniatkan sebagai ibadah menjadi karyawan tidak bisa dikatakan sebagai terjajah.

OK. Saya senang dengan pertanyaan dari responden yang cukup kreatif, artinya tulisan saya dibaca dan dianalisa. Kritik bagi saya merupakan anugerah yang luar biasa dari Alloh, agar sebagai penulis amatir saya bisa lebih banyak lagi berkarya, berkaca dan berinteraksi.

Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, saya lebih dahulu mengungkapkan latar belakang dari penulisan tersebut. Dalam dunia kerja, kebanyakan pemimpin sudah tidak lagi mementingkan anak buahnya, artinya dia hanya memikirkan diri sendiri. Sehingga komitmen awal saat tanda tangan kontrak, banyak yang tidak dilaksanakan atau bahkan dilanggar. Dari sisi perusahaan, perusahaan hanya mau mengeksploitir karyawannya tanpa memedulikan rewards yang diberikan kepada karyawan. Dalam hal berkarya juga dibatasi, tidak bisa bebas walau karya kita sebetulnya layak untuk dicoba. Ada semacam Conflict of Interest mungkin bagi atasannya atau bahkan perusahaan. Nah, melihat kondisi seperti itu saya tertarik untuk menulis. Semangatnya, mudah-mudahan dengan membaca tulisan saya, bisa merubah kondisi yang sekarang lazim terjadi di perusahaan-perusahaan baik menengah maupun besar.

Untuk pertanyaan pertama, saya mau bertanya kepada rekan-rekan. Apakah mau anda dikasih mobil BMW oleh kantor, tetapi sewaktu anda sedang beristirahat dirumah bersama keluarga, tiba-tiba dipanggil untuk segera ke kantor ?
Mau tidak mau, harus ke kantor bukan ? Boleh tidak, seseorang tersebut saya sebut terjajah ? Dia punya mobil mewah, tetapi dia tidak bisa menolak ketika dipanggil untuk segera ke kantor.

Untuk pertanyaan kedua, memang benar menjadi karyawan adalah salah satu pilihan, tetapi masih ada kemungkinan untuk memilih pilihan yang lain. Saya mengandaikan dengan penerima zakat dan pemberi zakat, apa iya untuk selamanya penerima zakat itu pilihan ? Apakah tidak mungkin, kelak ia menjadi pemberi zakat ? Masalahnya adalah pada diri kita sendiri, kalau mental kita merasa cukup menjadi karyawan ya Insya Alloh selamanya akan menjadi karyawan, tetapi kalau mental kita bilang Insya Alloh 2 tahun lagi saya jadi pengusaha, Insya Alloh akan jadi pengusaha. Next dalam tulisan saya Untuk Apa Sih Kita Susah-susah Menjadi Pengusaha.

Untuk pertanyaan ketiga, kerja diniatkan ibadah maka sebagai karyawan tidak bisa dikatakan terjajah. Sesuai dengan niatnya maka kerja kita Insya Alloh bernilai ibadah, tetapi sebagai karyawan yang terlalu banyak dieksploitir, banyak ide yang dibatasi, tidak ada opsi untuk menolak apabila ada pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak yangn disepakati bersama dengan perusahaan. Apakah itu tidak boleh dikatakan terjajah ?

Ingat juga, bangsa Indonesia yang memiliki potensi alam yang luar biasa, tetapi yang bisa mengeksploitasi danmenikmati adalah negara lain. Dengan kata lain, bangsa Indonesia terjajah secara ekonomi atau teknologi.

Demikian, mudah-mudahan bisa menjawab pertanyaan responden.

Wassalamualaikum wr wb


--oo0oo--

0 komentar:

Post a Comment

 

Diary Harto :: Stop Dreaming Start Action Copyright © 2009 Gadget Blog is Designed by Ipietoon Blogger Templates Sponsored by Online Business Journal