Monday, June 26, 2006

Bagaimana Merubah Keinginan Atau Kebutuhan Menjadi Sesuatu Yang Menghasilkan

Assalamualaikum wr wb

Tulisan kali ini adalah "Bagaimana Merubah Keinginan atau Kebutuhan Menjadi Sesuatu Yang Menghasilkan". Tulisan ini dilandasi oleh beberapa tulisan-tulisan buku yang menjadi best seller di Indonesia, diantaranya oleh Safir Senduk. Beberapa waktu yang lalu Safir Senduk diundang oleh kantor untuk "mengajarkan" kepada rekan-rekan bagaimana menjadi kaya hanya dengan menjadi karyawan.

Salah satu yang dipresentasikan adalah bagaimana mengelompokkan aset produktif dan aset non produktif. Sebagaimana namanya aset produktif adalah aset yang senantiasa menghasilkan sejumlah rupiah atau dollar dalam jangka waktu tertentu. Nah, dengan mengetahui mana aset produktif dan mana aset yang non produktif, kita bisa memilih dan memilah saat ingin menambah atau mengurangi aset tersebut. Masih menurut Safir, aset yang non produktif sudah seharusnya dikurangi sedikit demi sedikit dan dialihkan ke aset yang produktif. Sampai kalimat diatas saya setuju!

Tidak semua aset non produktif yang dicontohkan adalah benar-benar aset yang non produktif. Atau dengan kata lain, ada aset non produktif yang kalau kita mau berpikir sedikit bisa menghasilkan. Nah, kebanyakan aset non produktif kan awalnya dari sebuah keinginan atau kebutuhan kita. Percaya tidak ? Misal. Saat tidak punya handphone, kita kadang kesulitan menentukan apakah kita ini ingin handphone atau butuh handphone. Kalau cuman sekedar butuh berarti kita beli handphone sesuai dengan kebutuhan kita kan ? Misal kita butuh handphone yang mempunyai feature bluetooth, infra red, GPRS karena disamping digunakan untuk bercakap-cakap dan SMS, juga digunakan untuk akses data. Maka sudah barang tentu kita beli dengan spesifikasi yang cocok dengan kebutuhan kita, sudah cukup. Lain halnya jika keinginan yang lebih menonjol dan mempengaruhi akal kita, maka kita akan beli yang melebihi spesifikasi tersebut.

Nah, korelasinya dengan judul diatas apa ? Jika diantara kita ternyata lebih banyak dipengaruhi oleh keinginan daripada kebutuhan itu belum tentu nantinya akan menjadi aset yang non produktif. Sesuai dengan yang telah saya kemukakan diatas, aset yang non produktif dapat dirubah menjadi aset yang produktif, tentunya dengan sedikit usaha cerdas. Bagaimana caranya ?
Saya akan memberikan contoh yang lebih riil, masih dengan contoh handphone. Handphone dengan spesifikasi yang dibutuhkan harganya adalah 2 juta, sedangkan dengan spesifikasi lebih ( PDAphone berkamera 2 MP ) harganya 5 jutaan.Karena keinginan lebih dominan mempengaruhi akal kita,maka kita lebih memilih membeli PDAphone dengan harga yang 2x lipat lebih. Artinya 150% lebih mahal dari budget yang disediakan. Karena PDAphone tersebut mempunyai fungsi yang sangat lengkap, maka coba explore kemampuannya, jangan cuma dipakai buat SMS, internet dan telpon. Rugi !

Seringkali di Jakarta ini ada pameran Komputer dan Selular, kalau tidak salah setahun bisa sampai 4x. Biasanya, saat pameran tersebut biasanya ada lomba-lomba, gunakan kemampuan PDAphone tersebut untuk mencari penghasilan. Misalnya dengan mengikuti lomba-lomba tersebut. Kan belum tentu menang ? Memang, tapi paling tidak kan sudah mencoba, itu juga pendaftarannya gratis.

Nah apabila cara tersebut belum berhasil mengembalikan harga pembelian PDAphone tersebut, masih banyak cara yang lain untuk lebih menghasilkan. Misalkan dengan menjual jasa instalasi program untuk PDAphone. Pendeknya explore kemampuan PDAphone kamu, dan hasilkan Puluhan, Ratusan bahkan Milyaran Rupiah dari sana.

Selamat Mencoba ! Salam Sukses !


Wassalamualaikum wr wb.


--o$$$o--

0 komentar:

Post a Comment

 

Diary Harto :: Stop Dreaming Start Action Copyright © 2009 Gadget Blog is Designed by Ipietoon Blogger Templates Sponsored by Online Business Journal