Saturday, January 03, 2009

Goal Seeker vs Goal Getter

Assalamualaikum wr wb.


Posting kali ini saya ambilkan artikel dari salah satu member TDA sumber
zulham-effendi.blogspot.com

"Goals are not only absolutely necessary to motivate us. They are
essential to really keep us alive." -Robert H. Schuller

Pada penghujung 2008 ini, alangkah baiknya jika kita mulai menentukan
kembali goal yang akan kita raih pada 2009 atau mungkin akan diwujudkan
dalam kehidupan kita. Berbicara soal goal dan tujuan hidup, di sinilah
kita bisa bedakan dua tipe orang. Orang yang pertama kita kategorikan
sebagai goal seeker, dan kedua kita sebut goal getter.

Goal seeker, adalah tipe orang yang selalu terus-menerus mencari goal.
Goal getter adalah tipe orang yang selalu berusaha mewujudkan goal yang
telah dicanangkannya. Semuanya memang berawal dan dimulai dari sebuah
proses yang namanya goal. Seorang yang belum memiliki goal yang jelas dan
spesifik dalam hidupnya haruslah memulai langkah pertamanya dengan
membuat suatu tujuan, yaitu menentukan apa yang sebenarnya mau diraih
dalam hidup ini.

Perilaku inilah yang sebenarnya kita sebut sebagai goal seeker. Goal
seeker biasanya memulai menemukan goal-nya baik dengan cara merenungkan
goal hidupnya, ataupun dengan memodel orang-orang yang telah berhasil
dalam pencapaian goal tersebut sehingga terinspirasi juga untuk mencapai
goal yang sama bahkan lebih. Siapa pun yang sukses, akan setuju bagaimana
goal memiliki peranan yang penting dalam kehidupan mereka.

Bahkan fisikawan Albert Einstein pun mengatakan, "If you want to live a
happy life, tie it to a goal, not to people or things." Ya, untuk
menghidupi kehidupan yang bahagia, tentunya harus mengikatkannya dengan
sebuah goal yang jelas. Namun, kehidupan tidaklah boleh berhenti hanya
pada tataran membuat goal saja. Itulah yang banyak dialami oleh orang
yang hidupnya mandek. Setelah seorang goal seeker menemukan apa yang akan
diraihnya, berikutnya dia harus bergerak menjadi goal getter. Dalam
proses menuju goal getter, seorang goal seeker biasanya harus melewati
banyak rintangan dan hambatan.

Di sinilah godaannya. Sering terjadi, para goal seeker jadi frustrasi,
menyerah bahkan akhirnya menyibukkan diri dengan terus-menerus mencari
goal yang baru, dan mengganti goal lama yang sebenarnya belum pernah
diusahakan sama sekali. Inilah titik kritis di mana kalau goal seeker
tidak mengalami transformasi menjadi seorang goal getter, waktu hidupnya
akan terus-menerus dipakai untuk mencari goal yang baru. Akibatnya,
setelah beberapa lama, entah beberapa bulan bahkan beberapa tahun, goal
seeker tidak menghasilkan apa-apa sama sekali. Mereka kelihatan sibuk,
tetapi pada dasarnya tidak menghasilkan apa pun (busy but not
productive!) .

Rasanya kita perlu mengingat kata-kata bijak dari co-writer buku The
Power of Focus, yakni Les Brown yang mengatakan "You must take action now
that will move you towards your goals. Develop a sense of urgency in your
life." Ya, diperlukan tindakan dan sesegera mungkin menjadi goal getter.
Ambillah tindakan yang makin mengarahkan Anda menuju goal. Bangun terus
sense of urgency dalam mencapai goal tersebut dengan melakukan transisi
menjadi seorang goal getter, bukan hanya berhenti pada bermimpi saja.

Jadi manusia langka Ada begitu banyak goal setter di dunia ini, tetapi
sedikit sekali yang bisa berubah menjadi goal getter. Jadilah bagian dari
manusia-manusia yang langka ini sehingga hidup Anda bukan hanya berisi
ilusi semata, melainkan juga betul-betul menjadi sebuah realita yang bisa
Anda nikmati, setelah Anda melewati berbagai rintangan di depan goal
tersebut. Dalam hal ini kita perlu belajar dari William Clement Stone,
salah satu orang terkaya di Amerika yang merajut hidupnya dari
mimpi-mimpi yang direalisasikannya sejak kecil.

Bahkan, dengan beraninya, untuk mewujudkan mimpinya, sejak kecil dia
nekat menjual koran di restoran. Tahukah Anda, pada masa itu, menjual
koran di restoran adalah hal yang tabu dan belum pernah terjadi
sebelumnya. Namun, dengan sikapnya yang persisten, ramah serta persuasif,
akhirnya diceritakan bagaimana William meluluhkan hati para pemilik
restoran untuk pertama kalinya mengizinkan seorang anak gembel menjual
koran di restoran mereka. Para pemilik restoran ini sama sekali tidak
menyangka bahwa akhirnya, anak gembel yang gigih dengan semangatnya ini
akan menjadi salah satu orang terkaya di Amerika yang memiliki bisnis
asuransi terbesar pada masanya bahkan menjadi penulis berbagai buku
tentang mental positif.

Dalam bukunya yang terkenal The Success System That Never Fails, dia
berkata, "To solve a problem or to reach a goal, you don't need to know
all the answers in advance. But you must have a clear idea of the problem
or the goal you want to reach." Dengan kata lain, William mengingatkan
para goal getter mereka perlu memiliki kejelasan yang sangat jelas,
spesifik dan detail tentang goal yang mau diraihnya. Semakin spesifik dan
semakin detail goal yang mau diraih bagi seorang goal getter, semakin
jelas dan memudahkan bagi seorang goal getter untuk meraih goal yang
telah ditentukannya saat mengalami transformasi dari goal seeker menjadi
seorang goal getter.

Bahkan, Anda mungkin pernah mendengar ada pepatah yang mengatakan, "A
goal properly set is halfway reached." Saat goal sudah ditentukan,
perjalanan seorang goal seeker menjadi goal getter hanya tinggal setengah
perjalanan lagi, tinggal membuat perencanaan-perencanaan dan
tindakan-tindakan yang akhirnya akan mengarahkannya menjadi seorang goal
getter. Berikutnya, untuk memulai realisasi goal yang telah ditentukan,
hal terpenting bagi seorang goal getter adalah menciptakan momentum.

Momentum, berarti mengambil sebuah tindakan, entah tindakan itu besar
ataupun kecil, tapi mulai melakukan aksi yang intinya membawanya semakin
dekat pada tujuannya. Tindakan itulah yang diperlukan agar mereka mulai
termotivasi untuk segera mewujudkan goal itu.

Benarlah sebuah kalimat bijak yang dikatakan oleh motivator nomor satu
dunia, Anthony Robbins. "The most important thing you can do to achieve
your goals is to make sure that as soon as you set them, you immediately
begin to create momentum. " Dalam rangka menciptakan momentum ini,
biasanya hambatan yang paling sering dialami oleh seorang goal seeker
adalah dalih (excuse) bahwa mereka membutuhkan dan mencari 'timing' atau
waktu yang tepat. Marilah kita percaya, waktu yang tepat itu tidak pernah
ada. Waktu yang paling tepat itu sebenarnya sekarang.

Marilah kita simak tip yang diberikan oleh Napoleon Hill, penulis buku
Think and Grow Rich yang mengatakan, "Don't wait. The time will never be
just right." Sekali lagi, waktu yang terbaik tentu saja sekarang.
Janganlah bermimpi bahwa akan ada waktu yang pas. Mulailah berani
mengambil langkah-langkah awal yang yang akan menuntun kita semakin dekat
dengan goal kita. Yang jelas, penyebab seorang goal seeker gagal menjadi
seorang goal getter adalah kurang atau tidak adanya tindakan untuk
merealisasikan goal.

Saya mengenal seorang sahabat saya yang punya rencana membangun bisnis
media sejak 5 tahun yang lalu. Sampai sekarang pun dia masih terus
mencita-citakannya. Itulah contoh goal seeker yang terus-menerus berada
di penantiannya. Jangan menjadi pribadi yang demikian. Marilah, mulai
saat ini jadilah seorang goal getter bukan sekadar goal seeker yang
selalu terus-menerus membuat goal. Jadikan 2009 menjadi tahun yang
spektakuler bagi Anda, bukan hanya karena banyaknya jumlah impian Anda
melainkan juga karena banyak impian Anda yang bisa terwujud!

Salam Sukses Luar Biasa Dahsyat

Wassalamualaikum wr wb.

0 komentar:

Post a Comment

 

Diary Harto :: Stop Dreaming Start Action Copyright © 2009 Gadget Blog is Designed by Ipietoon Blogger Templates Sponsored by Online Business Journal