Tuesday, June 09, 2009

Inspirasi Ketika Drive-in

Assalamualaikum wr wb.

Hampir setiap hari saya mengantar istri ke kantor di kota Jepara dan setelah itu saya melanjutkan perjalanan ke Semarang menuju tempat saya bekerja. Nah, di sepanjang perjalanan itulah saya banyak terinspirasi dan mengambil banyak hikmah.

Karena diburu-buru waktu dan memang ingin cepat sampai di tujuan, saya pikir semua orang waktu mengemudi pun demikian, secepatnya bisa sampai tujuan. Maka saya pacu mobil saya ketika ada kesempatan untuk mendahului kendaraan yang ada di depan, pasti akan saya lakukan. Nah, tak terhitung pula berapa kendaraan yang sudah saya dahului. Namun saya tiba-tiba teringat sesuatu, apa itu ? Saya mengamati beberapa mobil yang saya dahului rata-rata berangkat lebih dulu dibanding saya. Atau bisa dikatakan mereka start duluan, mungkin setelah beberapa menit kemudian, saya baru tiba di titik dimana mobil tersebut mulai berangkat. Bisa jadi karena mobil tersebut pelan atau memang tidak sedang buru-buru atau si pengemudi merasa dia sudah berjalan kencang, maka tidak seberapa lama saya berhasil mendahului mobil tersebut.

Saya menganalogikan hal ini dengan ketika kita memulai bisnis, ya jadi sangat menarik ! Ketika orang memulai bisnis, ketika bisnis mulai eksis, diakui dan mulai menampakkan hasil, maka tidak jarang dari kita, karena merasa sudah lebih dulu memulai dan tidak melihat akan adanya kompetitor atau cenderung terlena. Memulai suatu bisnis lebih dulu tidak menjamin, mereka akan selalu leading. Kalau mereka jalannya pelan atau tidak melihat sekelilingnya, sudah bisa dipastikan suatu saat akan didahului oleh kompetitor. Ada beberapa contoh perusahaan besar di Indonesia yang karena merasa lebih dulu hadir dan pada akhirnya didahului oleh perusahaan sejenis, salah satunya adalah S dan T. Pada 1995 S lebih dahulu memberikan layanan telekomunikasi bergerak pertama di Indonesia dan hadir pertama kali di Jakarta. Pada saat yang hampir bersamaan T hadir, namun tidak dimulai dari Jakarta, namun hadir di Batam. Maka persis seperti analogi diatas, karena merasa nyaman, jumlah pelanggan yang jauh lebih besar dan hadir lebih dahulu, membuat S tidak terlalu agresif dalam mendapatkan pelanggan baru. Terlebih ketika tahun 1998 saat terjadi krisis ekonomi yang dahsyat management PT S memutuskan untuk tidak membangun infrastruktur, lain hal nya dengan PT T management memutuskan sebaliknya, membangun infrastruktur khususnya di Jawa. Tahun berikutnya sudah bisa ditebak, pangsa pasar PT S di daerah Jawa mulai digerogoti oleh T, sedangkan posisi T di Sumatera sudah sangat kuat. Dan pada akhirnya jumlah pelanggan T berhasil melewati S, dalam 2 tahun berikutnya bahkan T meninggalkan jauh kompetitornya.

Banyak contoh yang lain, yang perlu kita petik sebagai pelajaran adalah tidak semua yang lebih dahulu hadir akan selamanya memimpin pasar. Jadi tidak perlu takut dalam berkompetisi, semua memiliki kans yang sama.

wassalamualaikum wr wb.



0 komentar:

Post a Comment

 

Diary Harto :: Stop Dreaming Start Action Copyright © 2009 Gadget Blog is Designed by Ipietoon Blogger Templates Sponsored by Online Business Journal