Monday, August 17, 2009

The New Marketing Way : The Power of Sharing and The Power of Giving

Assalamualaikum wr wb

Pada posting kali ini, saya ingin berbagi cerita dengan pembaca semua. Kisah yang saya ceritakan ini adalah nyata dialami oleh seorang kawan baik saya yang kebetulan bekerja di sebuah perusahaan jasa telekomunikasi terbesar di negeri ini. Sebut saja namanya Mister T, beliau bekerja di perusahaan tersebut sudah cukup lama kurang lebih hampir 15 tahun dengan latar pendidikan teknis. Maka tidaklah mengherankan jika beliau di perusahaan tersebut menangani atau mensupport tim teknis. Kurang lebih selama 12 tahun beliau bergelut di teknis sebelum akhirnya beliau mencari tantangan baru di pemasaran. Ok, tidak ingin berpanjang lebar, saya akan segera ceritakan kisah beliau, dan mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi bagi temans pemasaran.

Kisahnya bermula ketika beliau ditunjuk untuk memimpin suatu department yang baru terbentuk, dan sedang menjadi pembicaraan di perusahaan tersebut. Namanya department baru, maka belum ada strategi yang baku dalam menjalankan visi dan misi department tersebut. Sangat wajar jika beliau juga belum tahu benar apa yang harus dilakukan. Beliau hanya dibekali beberapa SDM dan alur bisnis yang belum sempurna. Jelas ini merupakan tantangan tersendiri baginya. Apa yang pertama wajib dibenahi ? Yang beliau lakukan adalah membuat teamwork yang solid dan nyaman dalam menjalankan tugas keseharian. Beliau melihat banyak sekali miss information antara department nya dan kantor-kantor perwakilan di daerah. Banyak juga ketidakjelasan tugas antara department dan kantor perwakilan. Ini yang pertama disentuh oleh beliau. Jadi lebih ke pembenahan sistem organisasi. Bagaimana dengan target yang dibebankan ke department oleh pemimpin cabang dan pemimpin wilayah, apa strategi yang pas dan sesuai ? Sehingga angka-angka tersebut bisa dilampaui. Nah, cara beliau inilah yang ingin saya bagikan ke anda semua, karena Out of The Box, tidak semua orang setuju dengan konsepnya, namun hasilnya nyata. Bisa diukur secara kualitatif dan kuantitatif, dengan parameter yang sangat jelas.
Apa yang beliau lakukan memang belum pernah dilakukan oleh orang lain, namun apa yang dilakukan bukanlah seperti konsep pemasaran pada umumnya yang senantiasa mengandalkan strategi bagaimana produk bisa di deliver ke customer. Pada awalnya, beliau cukup mengalami kesulitan dalam memenuhi target yang dibebankan. Seperti yang sudah saya singgung diatas, belum ada strategi yang pas untuk mencapai target tersebut, karena department tersebut masih baru. Sehingga yang ada adalah metode trial and error, suatu metode yang sangat beliau benci.
Terinspirasi oleh dakwah ustadz Yusuf Mansyur pemilik wisatahati.com, beliau mencoba untuk mengaplikasikan apa yang disampaikan ustadz Yusuf dalam pekerjaan beliau. Ini adalah sesuatu yang bisa dilakukan tanpa memerlukan budget yang besar, yang menjadi kendala saat itu adalah SDM. Dalam memperlancar misi beliau, setiap hari Selasa beliau lakukan pembekalan kepada anak buahnya. Keberadaan department mulai saat ini harus berubah cara berpikirnya (mindset), bukan hanya sebagai koordinator dari rekans di kantor perwakilan namun lebih ke problem solver bagi rekans di kantor perwakilan. Inilah yang beliau kondisikan seperti itu, konsepnya dikenal sebagai the power of giving. Dimana sebagai pribadi kita sangat diajurkan untuk memberi kepada sesama makhluk ciptaan Nya, dan Alloh swt akan membalasnya berlipat ganda. Prinsip yang sama coba beliau terapkan dalam organisasi perusahaan, dan perlahan namun pasti mulai terlihat hasilnya. Memang tidak semudah membalikkan tangan, bahwa semua membutuhkan proses dan proses pasti membutuhkan waktu. Beliau tidak hanya mengenalkan the power of giving, namun juga sekaligus memperkenalkan the power of sharing. Untuk yang terakhir, inilah yang ternyata membuat teamwork menjadi lebih solid dan merasa nyaman karena mendapat support yang tiada henti. Semua lini organisasi merasakan kekuatan the power of sharing.
Setelah teamwork merasakan spirit yang sama, kini giliran beliau campaign dua slogan tersebut ke target market. Bukan lagi menjual suatu produk ke pasar, namun lebih menonjolkan keberadaan manfaat yang bisa diberikan kepada customer. Memaksa customer untuk membeli produk dengan berbagai gimmick adalah kemenangan sesaat, karena setelah gimmick berakhir atau ada penawaran produk yang lebih menarik dipastikan customer akan memalingkan ke produk yang lain. Jadi intinya adalah customer membeli produk adalah suatu efek dari suatu proses yang panjang, yaitu peran prinsipal dalam memberi manfaat dan membantu kesulitan atau sebagai problem solver bagi customernya. Inilah yang selalu beliau tekankan dalam FGD bersama customer dan calon customer. Dalam FGD, beliau tidak pernah menyinggung bahwa customer harus membeli produk namun sangat menekankan keberadaan prinsipal yang bisa menjadi hero bagi customer.
Hasil yang dicapai oleh beliau memang tidak jauh dari apa yang diajarkan oleh ustadz Yusuf Mansyur, yaitu rahasia sedekah dimana 1 kebaikan akan dibalas 10 kebaikan. Intinya apa yang dihasilkan beliau saat ini merupakan kelipatan 10x nya, sesaat sebelum beliau bergabung.
Apakah anda terinspirasi dan akan mencoba di perusahaan anda ?

Salam Sukses...

Wassalamualaikum wr wb

0 komentar:

Post a Comment

 

Diary Harto :: Stop Dreaming Start Action Copyright © 2009 Gadget Blog is Designed by Ipietoon Blogger Templates Sponsored by Online Business Journal